Kerajaan/kesultanan Demak Bintoro.
Kesultanan Demak Bintoro adalah
sebuah Kerajaan Islam pertama yang berada di pulau Jawa pada abad ke-15 yang
didirikan oleh Raden Patah (Sultan Demak yang Pertama). Dan pada masa saat itu
menjadi kerajaan terkuat di tanah tanah Jawa sekaligus menjadi kerajaan terbesar
penguasa nusantara pada masanya. Tetapi karena adanya pemberontakan kekuasaan
yang dilakukan oleh Arya Penangsang (Adipati Jipang Panolang) yang merasa
paling berhak menduduki tahta Kesultanan Demak yang terjadi pada saat itu,
yaitu setelah masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546) wafat. Maka
keraton itu harus dipindahkan (Keraton yang lama itu di bumi hanguskan) oleh
Arya Penangsang yang telah membumi hanguskan Keraton yang berada di Demak
kecuali Masjid Agung Demak. Maka dipindahkanlah Kerajaan Demak itu oleh Sultan
Hadi Wijaya / Joko Tingkir ke daerah pedalaman yaitu Pajang karena berbagai
macam alasan. Dibawah ini akan diceritakan sedikit sejarah singkat mengenai
asal muasal berdirinya Kerajaan Demak dan pendiri Kerajaan Demak Bintoro yang
saya ambil dari jurnal saya sndiri.
Munculnya Kerajaan Demak.
Sebagai Kerajaan Islam yang
pertama di Pulau Jawa, nama Demak Bintoro belum terkenal dikalangan masyarakat
jawa, khususnya Jawa Tengah. Lebih-lebih Kerajaan Islam Demak mewariskan salah
satu kejayaannya yaitu Masjid Agung Demak yang hingga kini masih selalu
dikunjungi oleh peziarah dan wisatawan domestik maupun mancanegara (Demak
menduduki rangking ke-2 dari setelah Candi Borobudur dalam hal banyaknya jumlah
pengunjung) (Akasah, 2010 : 11).
Pada kira-kira paruh pertengahan
akhir abad ke-15 muncul kerajaan baru yaitu Demak.Munculnya kerajaan baru
tersebut sangat mengherankan, karena Demak letaknya tidak berada di daerah yang
subur, sebelah utara terbentang daerah rawa yang sangat luas dan daerah Demak
sering kali dilanda bencana banjir. Namun bagaimanapun daerah yang kurang subur
dan penuh rawa itu muncul kerajaan kemudian berkembang dengan pesat sekali
(Akasah, 2006 : 7).
Demak yang semula kurang
dikenal, sebelum didatangi oleh orang-orang muslim. Pada awal abad ke-16
menjadi kota pusat kerajaan besar. Demikian pula Jepara sejak itu menjadi kota
pelabuhan muslim yang penting. Babad-babad setempat, dan berita asing
menggambarkan kepada kita bagaimana pentingnya kota Demak sebagai pusat
kerajaan terbesar di jawa pada abad ke-16 itu. Tom Pires yang pernah berkunjung
ke Demak pada tahun 1515 mengatakan bahwa penduduk kota Demak kurang lebih
8.000 atau 10.000 keluarga (Corteaso, 1944-184) jika diperkirakan, perkeluarga
ada 4-5 jiwa, maka pada waktu itu penduduk daerah Demak sekitar 40.000 atau
50.000 jiwa (Akasah, 2006 : 7).
TRIK SULAP MENGHILANGKAN ROKOK
TRIK SULAP MENGHILANGKAN ROKOK
Pendiri Kerajaan Demak.
Pendiri Kerajaan Demak
adalah Raden Patah.“Patah” atau “Fattah” yang artinya pembuka tanah atau
pahlawan. Raden Patah adalah keturunan dari raja Majapahit, maka berdirinya
juga atas restu dari Sri Banginda Brawijaya V (Kertabumi) dan walisongo. Demak
muncul diperkirakan tidak lama setelah kerajaan Majapahit Runtuh kira-kira
tahun 1478 M, hal ini ditandai dengan adanya condro sengkolo “ Sirna Ilang
Kertaning Bumi” tahun Caka 1400. Adapun berdirinya Kesultanan Demak sinengkalan
“ Geni Mati Siniran Janmi”, yang berarti tahun Caka 1403 (1481 M). Sebelum
Demak berstatus kadipaten awalnya di kenal dengan “Glagah Wangi” yang masih
wilayah Kadipaten Jepara (Akasah, 2010 : 9).
Menurut cerita rakyat, orang
yang pertama kali dijumpai oleh Raden Patah di Glagah Wangi adalah Nyai Lembah
yang berasal dari Rawa Pening. Nama asli Nyai lembah adalah Siti Aminah. Atas
saran Nyai Lembah maka Raden Patah bertempat tinggal di Glagah Wangi yang
kemudian berubah menjadi Bintoro Demak. Setelah menjadi Sultan Demak Sultan
Patah mengangkatnya menjadi abdi kinasih. Sehingga makamnya ada didalam komplek
Makam Sentono Ratu. Nyai lembah mempunyai anak bernama Baru Klinting, yang
menurut cerita waktu lahir berupa ular naga kecil, setelah dewasa kemudian
pergi bertapa dilereng gunung Merbabu. Setelah lama bertapa, akhirnya berubah
menjadi anak yang sakti. Sampai kini Baru Klinting dipercaya menjadikan daerah
Rowo Pening (Akasah, 2010 : 10).
Menurut sumber-sumber
tradisional (serat, babad, hikayat dll) maupun sumber-sumber asing memberikan
keterangan bahwa pendiri Kesultanan Demak adalah Raden Patah. Ia adalah putra raja
Kertabumi yaitu raja Majapahit yang terakhir dari buah perkawinannya dengan
seorang putri cina.hanya saja sewaktu ibunya hamil 7 bulan akhirnya diterimakan
kepadanya Arya Damar Adipati Palembang (Akasah, 2010 : 11).
Uraian Babad Tanah Jawi banyak
banyak memberi kesan bahwa Raden Patah adalah saudara sebapak dengan Arya
Damar. Hal itu sama sekali tidak benar, karena menurut kronik Tionghoa dari
klenteng Semarang, Arya adalah putra Hyang Wisesa dan ayah Raden Patah adalah
Kertabumi. Hyang Wisesa memerintah dari tahun 1474 M 1478 M. Keduanya memang
putra raja Majapahit namun berbeda baik bapak maupun ibunya (Akasah, 2010 :
11).
Dari kronik Tionghoa Semarang,
kita ketahui bahwa Raden Patah wafat pada tahun 1518 dalam usia 63 tahun.
Demikianlah Raden Patah dilahirkan kira-kira dalam tahun (1518-63 tahun) = 1455
M. Dari kronik Tionghoa kita ketahui juga bahwa Arya Damar mengasuh Raden Patah
dari Tahun1456M-1474M. Disini terdapat selisih satu tahun.Selisih itu timbul
akibat pemindahan tahun klenteng Semarang ke tahun Masehi melalui tahun
pemerintahan Kaisar Yung Lo.Kiranya tahun 1456 itu perlu diubah menjadi tahun
1455. Dengan jalan demikian, maka berita itu akan cocok dengan berita dalam
Babad Tanah Jawi, bahwa Raden Patah dilahirkan di Palembang (Akasah, 2010 :11).
Diperkirakan masa kehidupan
Kesultanan Demak tidak begitu lama.
Masa Kesultanan Demak berlangsung hanya 3
generasi saja : (Akasah, 2010 : 15)
1. Masa
pemerintahan Sultan Patah/Fattah - Raja
Pertama (1478-1518).
2.
Masa pemerintahan Adipati Unus - Raja Kedua (1518-1521).
3.
Masa pemerintahan Sultan Trenggono - Raja Ketiga (1521-1546).
No comments:
Post a Comment