Featured post

Perkembangan Organisasi Budi Utomo

Perkembangan Organisasi Budi Utomo Berikut simak juga ulasan tentang sejarah berdirinya organisasi Budi Utomo. Organisasi Budi Utomo (...

Sunday, 25 September 2016

Kerajaan Demak Bintoro


Kerajaan/kesultanan Demak Bintoro.

Kesultanan Demak Bintoro adalah sebuah Kerajaan Islam pertama yang berada di pulau Jawa pada abad ke-15 yang didirikan oleh Raden Patah (Sultan Demak yang Pertama). Dan pada masa saat itu menjadi kerajaan terkuat di tanah tanah Jawa sekaligus menjadi kerajaan terbesar penguasa nusantara pada masanya. Tetapi karena adanya pemberontakan kekuasaan yang dilakukan oleh Arya Penangsang (Adipati Jipang Panolang) yang merasa paling berhak menduduki tahta Kesultanan Demak yang terjadi pada saat itu, yaitu setelah masa pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1546) wafat. Maka keraton itu harus dipindahkan (Keraton yang lama itu di bumi hanguskan) oleh Arya Penangsang yang telah membumi hanguskan Keraton yang berada di Demak kecuali Masjid Agung Demak. Maka dipindahkanlah Kerajaan Demak itu oleh Sultan Hadi Wijaya / Joko Tingkir ke daerah pedalaman yaitu Pajang karena berbagai macam alasan. Dibawah ini akan diceritakan sedikit sejarah singkat mengenai asal muasal berdirinya Kerajaan Demak dan pendiri Kerajaan Demak Bintoro yang saya ambil dari jurnal saya sndiri.

hello guys..
this is destination on vacation.
look at that >> Pesona Indonesia

Munculnya Kerajaan Demak. 

Sebagai Kerajaan Islam yang pertama di Pulau Jawa, nama Demak Bintoro belum terkenal dikalangan masyarakat jawa, khususnya Jawa Tengah. Lebih-lebih Kerajaan Islam Demak mewariskan salah satu kejayaannya yaitu Masjid Agung Demak yang hingga kini masih selalu dikunjungi oleh peziarah dan wisatawan domestik maupun mancanegara (Demak menduduki rangking ke-2 dari setelah Candi Borobudur dalam hal banyaknya jumlah pengunjung) (Akasah, 2010 : 11).
Pada kira-kira paruh pertengahan akhir abad ke-15 muncul kerajaan baru yaitu Demak.Munculnya kerajaan baru tersebut sangat mengherankan, karena Demak letaknya tidak berada di daerah yang subur, sebelah utara terbentang daerah rawa yang sangat luas dan daerah Demak sering kali dilanda bencana banjir. Namun bagaimanapun daerah yang kurang subur dan penuh rawa itu muncul kerajaan kemudian berkembang dengan pesat sekali (Akasah, 2006 : 7). 
Demak yang semula kurang dikenal, sebelum didatangi oleh orang-orang muslim. Pada awal abad ke-16 menjadi kota pusat kerajaan besar. Demikian pula Jepara sejak itu menjadi kota pelabuhan muslim yang penting. Babad-babad setempat, dan berita asing menggambarkan kepada kita bagaimana pentingnya kota Demak sebagai pusat kerajaan terbesar di jawa pada abad ke-16 itu. Tom Pires yang pernah berkunjung ke Demak pada tahun 1515 mengatakan bahwa penduduk kota Demak kurang lebih 8.000 atau 10.000 keluarga (Corteaso, 1944-184) jika diperkirakan, perkeluarga ada 4-5 jiwa, maka pada waktu itu penduduk daerah Demak sekitar 40.000 atau 50.000 jiwa (Akasah, 2006 : 7).

TRIK SULAP MENGHILANGKAN ROKOK 

 Pendiri Kerajaan Demak. 

Pendiri Kerajaan Demak  adalah Raden Patah.“Patah” atau “Fattah” yang artinya pembuka tanah atau pahlawan. Raden Patah adalah keturunan dari raja Majapahit, maka berdirinya juga atas restu dari Sri Banginda Brawijaya V (Kertabumi) dan walisongo. Demak muncul diperkirakan tidak lama setelah kerajaan Majapahit Runtuh kira-kira tahun 1478 M, hal ini ditandai dengan adanya condro sengkolo “ Sirna Ilang Kertaning Bumi” tahun Caka 1400. Adapun berdirinya Kesultanan Demak sinengkalan “ Geni Mati Siniran Janmi”, yang berarti tahun Caka 1403 (1481 M). Sebelum Demak berstatus kadipaten awalnya di kenal dengan “Glagah Wangi” yang masih wilayah Kadipaten Jepara (Akasah, 2010 : 9). 
Menurut cerita rakyat, orang yang pertama kali dijumpai oleh Raden Patah di Glagah Wangi adalah Nyai Lembah yang berasal dari Rawa Pening. Nama asli Nyai lembah adalah Siti Aminah. Atas saran Nyai Lembah maka Raden Patah bertempat tinggal di Glagah Wangi yang kemudian berubah menjadi Bintoro Demak. Setelah menjadi Sultan Demak Sultan Patah mengangkatnya menjadi abdi kinasih. Sehingga makamnya ada didalam komplek Makam Sentono Ratu. Nyai lembah mempunyai anak bernama Baru Klinting, yang menurut cerita waktu lahir berupa ular naga kecil, setelah dewasa kemudian pergi bertapa dilereng gunung Merbabu. Setelah lama bertapa, akhirnya berubah menjadi anak yang sakti. Sampai kini Baru Klinting dipercaya menjadikan daerah Rowo Pening (Akasah, 2010 : 10). 
Menurut sumber-sumber tradisional (serat, babad, hikayat dll) maupun sumber-sumber asing memberikan keterangan bahwa pendiri Kesultanan Demak adalah Raden Patah. Ia adalah putra raja Kertabumi yaitu raja Majapahit yang terakhir dari buah perkawinannya dengan seorang putri cina.hanya saja sewaktu ibunya hamil 7 bulan akhirnya diterimakan kepadanya Arya Damar Adipati Palembang (Akasah, 2010 : 11). 
Uraian Babad Tanah Jawi banyak banyak memberi kesan bahwa Raden Patah adalah saudara sebapak dengan Arya Damar. Hal itu sama sekali tidak benar, karena menurut kronik Tionghoa dari klenteng Semarang, Arya adalah putra Hyang Wisesa dan ayah Raden Patah adalah Kertabumi. Hyang Wisesa memerintah dari tahun 1474 M 1478 M. Keduanya memang putra raja Majapahit namun berbeda baik bapak maupun ibunya (Akasah, 2010 : 11). 
Dari kronik Tionghoa Semarang, kita ketahui bahwa Raden Patah wafat pada tahun 1518 dalam usia 63 tahun. Demikianlah Raden Patah dilahirkan kira-kira dalam tahun (1518-63 tahun) = 1455 M. Dari kronik Tionghoa kita ketahui juga bahwa Arya Damar mengasuh Raden Patah dari Tahun1456M-1474M. Disini terdapat selisih satu tahun.Selisih itu timbul akibat pemindahan tahun klenteng Semarang ke tahun Masehi melalui tahun pemerintahan Kaisar Yung Lo.Kiranya tahun 1456 itu perlu diubah menjadi tahun 1455. Dengan jalan demikian, maka berita itu akan cocok dengan berita dalam Babad Tanah Jawi, bahwa Raden Patah dilahirkan di Palembang (Akasah, 2010 :11).
Diperkirakan masa kehidupan Kesultanan Demak tidak begitu lama. 
Masa Kesultanan Demak berlangsung hanya 3 generasi saja : (Akasah, 2010 : 15)
1.      Masa pemerintahan Sultan Patah/Fattah - Raja Pertama (1478-1518).
2.      Masa pemerintahan Adipati Unus - Raja Kedua (1518-1521).
3.      Masa pemerintahan Sultan Trenggono - Raja Ketiga (1521-1546).




No comments: