Featured post

Perkembangan Organisasi Budi Utomo

Perkembangan Organisasi Budi Utomo Berikut simak juga ulasan tentang sejarah berdirinya organisasi Budi Utomo. Organisasi Budi Utomo (...

Tuesday 27 September 2016

Perkembangan Organisasi Budi Utomo

Perkembangan Organisasi Budi Utomo


Berikut simak juga ulasan tentang sejarah berdirinya organisasi Budi Utomo. Organisasi Budi Utomo (juga disebut Boedi Oetomo) adalah merupakan sebuah organisasi pemuda yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh tokoh indonesia bernama Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji. Yang Diusulkan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini dipelopori oleh para pemuda yang berasal dari STOVIA, Sekolah Peternakan dan Pertanian Bogor, Sekolah Guru Bandung, Sekolah Pamong Praja Magelang dan Probolinggo serta Sekolah Sore untuk Orang Dewasa di Surabaya. Para pelajar ini terdiri dari Soeradji, Muhammad Saleh, Soewarno A., Goenawan Mangoenkoesoemo, Suwarno B., R. Gumbreg, R. Angka, dan Soetomo. Nama dari Budi Utomo sendiri diusulkan oleh Soeradji, semboyannya tidak Java Vooruit (Jawa Maju), akan tetapi semboyan yang akan dinyanyikan adalah Indie Vooruit (Hindia Maju).
Perkembangan Budi Utomo ini bersifat antara lain yaitu terdiri dari sosial, ekonomi, dan kebudayaan akan tetapi tidak ada dan berunsur politik. Terbentuknya organisasi ini menjadi awal organisasi atau gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan Jawa saja. Sampai sekarang berdirinya Budi Utomo diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional yaitu pada tanggal 20 Mei.



"hello guys..
this is destination on vacation.
look at that >> Pesona Indonesia


Tokoh Pendiri Budi Utomo

Dr. Wahidin Sudirohusodo (1852-1917) adalah merupakan Pengusul berdirinya Budi Utomo. walaupun ia tidak termasuk dari pendiri Budi Utomo yang berdiri pada tanggal 20 Mei 1908, namanya selalu dihubungkan dengan organisasi kebangkitan nasional itu. Karena sesungguhnya dialah orang dibelakang atas berdirinya organisasi yang didirikan para pelajar atau mahasiswa  STOVIA Jakarta kala itu. Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, Sutomo dan kawan-kawannya (Salah satunya adalah Mangoenkoesoemo dan Soeraji) mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Budi Utomo. Organisasi Inilah yang merupakan organisasi modern pertama yang lahir di Indonesia oada saat itu.
Sejarah Singkat

Pembentukan organisasi budi utomo ini berawal dari perjalanan Dr. Wahidin Sudirohusodo yang sedang mengadakan kampanye di kalangan priayi asal Jawa pada tahun 1906-1907. Tujuannya adalah meningkatkanderajat dan martabat rakyat dan bangsa. Peningkatan ini akan dilaksanakan dengan membentuk Dana Pelajar atau yang sering disebutm Studiefonds kala itu, yang merupakan lembaga untuk membiayai pendidikan para pemuda yang cerdas dan tidak mampu melanjutkan pendidikannya. Pada akhir tahun 1907, dr. Wahidin bertemu dengan Sutomo. dari pertemuan tersebut, Sutomo kemudian menceriterakan kepada teman-temannya di STOVIA maksud dan tujuan dr. Wahidin kala itu.
Semula tujuan hanya mendirikan suatu dana untuk membiayai para pelajar, akhirnya tujuannya diperluas dengan jangkauan yang luas yang kelak memungkinkan berdirinya organisasi Budi Utomo itu sendiri. Istilah dari nama Budi Utomo itu sendiri terdiri atas, kata budi yang berarti perangai atau tabiat dan utomo yang berarti baik dan luhur. Terbentuklah istilah Budi Utomo menjadi dan dapat diartikan sebagai suatu perkumpulan yang akan mencapai sesuatu berdasarkan keluhuran budi, kebaikan perangai atau tabiat.
Pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908 pukul 9 pagi, yang bertempat di STOVIA, Sutomo menjelaskan beberapa pendapat dan gagasannya. Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa dan Tanah Air adalah di tangan mereka. Maka terlahirlah Boedi Oetomo (Budi Utomo). Tetapi, para pemuda menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa kedokteran masih banyak sekali, di samping harus berorganisasi. Dan oleh karena itu, para pemuda memberikan pendapat bahwa "kaum tua"lah yang harus memimpin organisasi Budi Utomo ini, sedangkan para pemuda sendiri akan menjadi penggerak yang akan menggerakkan organisasi budi utomo.
Selama sepuluh tahun Organisasi Budi Utomo mengalami beberapa pergantian pemimpin organisasi. Kebanyakan memang para pemimpin berasal dari kalangan "priayi" atau para bangsawan dari kalangan keraton seperti Raden Adipati Tirtokoesoemo, mantan Bupati Karanganyar dan ia adalah (presiden pertama Budi Utomo), dan Pangeran Ario Noto Dirodjo dari Keraton Pakualaman.
Pada dasarnya tujuan Budi Utomo itu tidak lain tidak bukan untuk memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa Jawa dan Madura. Persatuan seluruh Indonesia belum dikenal ide saat itu. Karena hanya itu saja yang dikehendaki Budi Utomo, hanyalah perbaikan sosial yang meliputi Jawa dan Madura, juga kata kemerdekaan sama sekali belum disebut.

Beberapa usaha yang ditempuh untuk melaksanakan tujuan organisasi tersebut adalah:
  • Usaha pertama untuk mencapai kemajuan bangsa sesuai dengan apa yang dicita citakan dr. Wahidin adalah Memajukan pengajaran.
  • Memajukan pertanian, peternakan, perdagangan.
  • Memajukan teknik dan industry.
  • Menghidupkan dan menumbuhkan kembali kebudayaan.
Perkembangan Budi Utomo

Budi Utomo mengalami fase perkembangan yang sangat penting pada saat kepemimpinan Pangeran Noto Dirodjo. Pada saat itu, Douwes Dekker yang seorang Indo-Belanda sangat pro terhadap perjuangan bangsa Indonesia, dengan mewujudkan kata "politik". Berkat pengaruhnya pengertian mengenai "tanah air Indonesia" makin lama makin bisa diterima dan masuk ke dalam pemahaman orang Jawa. Maka muncullah Indische Partij yang sudah lama dipersiapkan oleh Douwes Dekker. Perkumpulan organisasi ini bersifat politik dan terbuka bagi semua orang Indonesia tanpa terkecuali. Baginya adalah "tanah,air,api dan udara" yaitu Indonesia adalah tanah air bersama.
Tanggal 3-5 Oktober 1908, Kongres pertama Budi Utomo di selenggarakan di Kota Yogyakarta. Budi Utomo telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota yang tersebar dipulau jawa, antara lain adalah Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini, diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo mantan bupati Karanganyar yang diangkat sebagai presiden Budi Utomo yang pertama. Sejak dipimpin Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru Budi Utomo yang bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda yang memilih untuk menyingkir dan anggota Budi Utomo saat itu banyak dari golongan priayi dan pegawai negeri.
Dengan demikian, sifat protonasionalisme dari para pemimpin yang tampak pada awal berdirinya Budi Utomo terdesak ke belakang. Strategi perjuangan Budi Utomo pada dasarnya bersifat kooperatif.

Berikut adalah hasil Kongres Budi Utomo yang pertama di Yogyakarta:
  • Tidak adanya politik didalam organisasi Budi Utomo.
  • Sasaran kegiatan Budi Utomo hanya ditujukan pada bidang sosial, budaya, dan pendidikan.
  • Ruang gerak Budi Utomo terbatas ( Jawa dan Madura).
  • Dan Tirto Kusumo Bupati Karanganyar, dipilih sebagai ketua Budi Utomo pusat.

Untuk mengejar ketinggalannya pada tahun 1912 saat Notodirjo menjadi ketua Budi Utomo menggantikan R.T. Notokusumo banyak usaha yang dilakukan untuk memajukan Budi Utomo. Karena pada saat itu telah muncul organisasi-organisasi nasional lainnya, seperti Sarekat Islam (SI) dan Indiche Partij (IP), hasilnya menjadi tidak begitu besar. Tetapi  demikian, Budi Utomo tetap mempunyai andil yang besar dalam sejarah pergerakan nasional, yakni telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia.
Organisasi Sarekat Dagang Islam adalah organisasi yang diganti namanya oleh Tcokroaminoto menjadi Sarekat Islam, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar maupun kecil di Solo dengan tujuan untuk saling memberi bantuan dan dukungan., yang bertujuan untuk mempersatukan semua orang Indonesia yang hidupnya tertindas oleh penjajahan. Sudah pasti keberadaan perkumpulan ini ditakuti orang Belanda. Munculnya gerakan yang bersifat politik semacam itu rupanya yang menyebabkan Budi Utomo agak terdesak ke belakang. Kepemimpinan perjuangan nasionalisme ini kemudian diambil alih oleh Sarekat Islam dan Indische Partij karena dalam arena politik Budi Utomo memang belum berpengalaman. Karena gerakan politik perkumpulan-perkumpulan tersebut, makna nasionalisme makin dimengerti oleh kalangan luas. 

No comments: